Minggu, 29 April 2012

Perubahan Makna Bahasa

Bahasa bergeser, berubah secara terus menerus, dan selalu terjadi di sepanjang waktu. Sebagaimana layaknya sesuatu yang hidup di bumi ini, sosok bahasa terbukti juga dapat berkembang, terus berubah, dan  bergeser tanpa henti dari waktu ke waktu. Bahasa tidak akan pernah terlepas dari kata sebaagai hal utama dalam bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan.
Makna pada kata tidak tercipta begitu saja, seperti kata yang tidak terbentuk begitu saja. Kata  tidak akan memiliki makna jika tidak memiliki atau mengandung komponen – komponen yang membentuk kata di dalamnya. Untuk menggambarkan hubungan antar kata dalam suatu bidang tertentu dapat diungkapkan melalui komponen makna yang tercakup dalam kata-kata pada suatu bidang tertentu. Komponen makna menunjukkan bahwa setiap kata maknanya terbentuk dari beberapa unsur atau komponen. Komponen makna menurut Chaer (2009 : 114) yaitu satu atau beberapa unsur yang bersama – sama membentuk makna kata
Seiring perkembangan zaman dan pergantian generasi manusia di alam ini, maka makna kata  dapat berubah sesuai dengan konteks kalimat atau konteks tutur. Hal itu senada dengan apa yang dituliskan oleh Pateda (2001 : 260 – 261), bahwa kata – kata ada yang berdekatan makna, ada yang berjauhan, ada yang mirip, ada yang sama, bahkan ada yang bertentangan. Untuk mengetahui seberapa jauh kedekatan, kemiripan, kesamaan, dan ketidaksamaan makna, orang perlu mengetahui komponen maknanya.
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan pemakai bahasa lebih cermat lagi dalam menggunakan kata atau bahasa dan tidak mudah menyerap begitu saja kata – kata baru tanpa memahami makna sebenarnya dan tidak peka terhadap komponen maknanya. Penelitian ini selanjutnya akan dihubungkan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP. Hal ini dikarenakan semakin sempitnya penguasaan kata para siswa terlebih lagi jika mereka harus mengetahui makna dan komponen makna suatu kata. Terkadang siswa tidak memahami makna kata yang mereka dengar atau mereka baca, siswa hanya mengerti sekelumit kata yang biasa mereka gunakan dalam sehari – hari saja. Penelitian ini dimaksudkan agar siswa mampu mencapai pemahaman terhadap makna kata dalam bahasa Indonesia melalui komponen maknanya. Dengan memahami komponen makna suatu kata, diharapkan siswa mampu membedakan penggunaan kata sesuai dengan konteks kalimat dan makna aslinya. Dan memahami kata – kata mana yang benar dan mengalami penyelewengan dalam bahasa sehari – hari.

Sabtu, 14 April 2012

SENJA DALAM DUNIA SENO GUMIRA AJIDARMA: PEMBACAAN PESAN SECARA PIERCEAN


Abstrak
Dalam karya-karya Seno Gumira Ajidarma ada hal-hal yang seringkali muncul, yakni: Sukab, Alina dan senja. Senja merupakan suasana yang sering ditampilkan Seno sebagai latar waktu atau atmosfir cerita. Selain itu, senja seringkali ditampilkan sebagai objek dalam dunia surealistik, juga sebagai metafora yang mewakili refleksi kondisi sosial historis dalam karya-karyanya. Dalam novel Negeri Senja, senja digambarkan dalam suasana surealistik di mana matahari di negeri itu selalu berada dalam keadaan setengah terbenam sehingga selalu dalam warna kemerahan. Negeri yang tidak terdapat di dalam peta itu diperintah oleh seorang penguasa yang tiran dan diliputi berbagai misteri. Melalui novel ini dan sejumlah cerpennya, kondisi pemerintahan Orde Baru
dimetaforkan dalam suasana senja.
Kata Kunci: senja, latar waktu, surealistik, metafora, Piercean